Erupsi katastropik ini menyebabkan runtuhnya badan Gunung
Krakatau ke laut serta terjadinya kontak material erupsi yang panas dengan air
laut sehingga memicu tsunami lebih dari 30 meter.
Dahsyatnya tsunami mampu menimbulkan kerusakan di Pulau
Onrust yang merupakan bagian gugus pulau di Kepulauan Seribu. Sejak tahun 1848
Pulau Onrust dan sekitarnya difungsikan pemerintah Kolonial Belanda sebagai
Pangkalan Angkatan Laut, namun sarana ini rusak berat diterjang tsunami tahun
1883.
Baca Juga:
BMKG Beri Peringatan ke Sejumlah Wilayah, La Nina Mulai Menggeliat
Selain menerjang Pulau Onrust, tsunami saat itu juga
menerjang Pantai Batavia. Gambaran Pantai Batavia dan Tanjung Priok yang
dilanda tsunami sangat jelas dilaporkan Bataviaasch Handelsblad yang terbit
pada 28 Agustus 1883.
Tsunami dilaporkan membanjiri daratan dan menghempaskan
perahu-perahu di pantai. Suasana sangat kacau di perkampungan Cina yang umumnya
terletak di pinggir sungai, ketika air mendadak naik setelah tengah hari.
Di daerah Pintu Kecil di mana banyak orang Eropa tinggal dengan
rumah membelakangi sungai, terus dilanda luapan air laut sehingga harus
menaikkan barang-barang mereka ke perahu untuk mengungsi.
Baca Juga:
BMKG Hang Nadim: Kota Batam Berpotensi Hujan Sepanjang Hari Ini
Di daerah Kali Besar, air bercampur lumpur berwarna hitam
juga naik mendadak ke permukaan, menyebarkan bau asin yang tidak enak. Tak lama
kemudian sekitar pukul 2 siang, air kembali mengalir deras dengan kekuatan yang
luar biasa membuat Pasar Ikan kebanjiran untuk kedua kalinya.
Tsunami Selat Sunda