Pemodelan tsunami memang memiliki ketidakpastian
(uncertainty) yang sangat tinggi. Hal ini disebabkan karena persamaan pemodelan
sangat sensitif dengan data dan sumber pembangkit gempa yang digunakan.
Beda data yang digunakan maka akan beda hasilnya, bahkan
jika sumber tsunaminya digeser sedikit saja, maka hasilnya juga akan berbeda.
Inilah sebabnya maka selalu ada perbedaan hasil di antara pembuat model
tsunami.
Baca Juga:
BMKG Beri Peringatan ke Sejumlah Wilayah, La Nina Mulai Menggeliat
Peta Bahaya Tsunami
Dalam mendukung upaya mitigasi konkret, BMKG menyusun peta
bahaya tsunami di seluruh pantai rawan tsunami di Indonesia.
Baca Juga:
BMKG Hang Nadim: Kota Batam Berpotensi Hujan Sepanjang Hari Ini
Untuk Pulau Jawa, peta bahaya tsunami yang sudah dibuat
sebanyak 41 peta, dengan rincian: 5 peta di Banten, 5 peta di Jawa Barat, 17
peta di Jawa Tengah, 3 peta di Yogyakarta, dan 11 peta di Jawa Timur. Pembuatan
peta bahaya tsunami ini masih terus berjalan untuk wilayah lain di Indonesia.
Peta bahaya tsunami memberi informasi tinggi tsunami,
jauhnya landaan, dan waktu tiba tsunami di pantai. Peta ini juga bermanfaat
untuk perencanaan tata ruang pantai yang aman tsunami, acuan membuat jalur
evakuasi, menentukan lokasi titik kumpul, lokasi tempat evakuasi sementara,
serta acuan dalam berlatih evakuasi (tsunami drill).
Atas dasar beberapa hal tersebut maka BMKG membuat skenario
model terburuk untuk acuan mitigasi tsunami bagi pemerintah daerah, masyarakat,
dan relawan kebencanaan. [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.