Dampaknya adalah meningkatnya aktivitas konvektif yang memicu pembentukan sirkulasi siklonik di berbagai kawasan.
Tak hanya itu, sirkulasi siklonik lainnya juga diperkirakan berkembang di Selat Karimata, Laut Natuna Timur, serta Samudra Hindia timur laut Pulau Halmahera.
Baca Juga:
BMKG Ungkap Musim Kemarau 2025 Akan Mirip Tahun Lalu, Tapi Lebih Terik
Pola ini membentuk zona konvergensi memanjang dari Riau hingga Kepulauan Riau, dari pesisir utara Aceh ke arah Selat Malaka bagian utara, hingga Samudra Pasifik utara Papua Barat Daya.
Selain gangguan atmosfer berskala luas, labilitas udara lokal yang tinggi juga ditemukan di berbagai daerah.
Proses konvektif yang kuat berpotensi terjadi di Aceh, Sumatra Utara, Riau, Kep. Bangka Belitung, Sumatra Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, serta hampir seluruh wilayah Papua.
Baca Juga:
Siklon Tropis Errol Mengintai, Daerah Ini Terancam Hujan Deras dan Gelombang Tinggi pada 20-21 April
"Merujuk pada kondisi atmosfer di atas, masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca signifikan ini dengan selalu memperbarui informasi cuaca dan memperbaiki kondisi lingkungan," tulis BMKG.
Prediksi Cuaca Periode 22–28 April 2025
Untuk periode 22–24 April, BMKG memperkirakan sebagian besar wilayah Indonesia akan mengalami cuaca berawan hingga hujan ringan.