Pasalnya,
semua pintu masuk (entrance) tol itu
berada di kota-kota penyengga Jakarta, seperti Tangerang, Bekasi, dan Depok, yang justru semakin mempermudah
mobilisasi kendaraan pribadi menuju dalam kota Jakarta.
Itu
artinya, beban yang harus ditanggung Jakarta akan lebih berat.
Baca Juga:
Menteri PU Dorong Finalisasi IJD Guna Dukung Swasembada Pangan, Energi dan Air
Ibu
kota akan semakin padat dengan kendaraan dari kawasan pinggiran.
"Meskipun
dalam desainnya terdapat jalur khusus untuk transportasi massal, namun itu
bukan jaminan bahwa kemacetan yang selama ini dialami Jakarta akan terurai
secara otomatis," ujar Elisa.
Selain
itu, Enam Jalan Tol Dalam Kota Jakarta akan menstimulasi terjadinya perubahan
tata ruang secara struktural.
Baca Juga:
Kementerian PU Dorong Solusi Inovatif Pembiayaan Infrastruktur Nasional
Hal ini
ditandai dengan jalur-jalur yang dilintasi merupakan jalur eksisting yang saat
ini digunakan sebagai rel kereta api dan juga daerah aliran sungai.
"Jalan
tol ini kan setinggi tiga ruko alias
10 meter, jelas akan mengubah tata ruang. Jalur hijau bakal dipangkas,
contohnya yang berada di titik Manggala dan persimpangan Palmerah, Jakarta
Pusat," tegas Elisa.