Lebih lanjut, Ina menyebut Indonesia juga menargetkan Three Zeroes: tidak ada infeksi baru, tidak ada kematian akibat AIDS, dan menghapuskan stigma serta diskriminasi.
Dari total 356 ribu kasus yang tercatat, 37 persen berasal dari kelompok populasi kunci, yakni lelaki seks dengan lelaki (LSL), wanita pekerja sosial (WPS), pengguna narkoba suntik, serta transgender.
Baca Juga:
Cek Kesehatan Gratis Diikuti 8,2 Juta Orang, Perempuan Jadi Peserta Terbanyak
Sementara 36,7 persen berasal dari kelompok umum, misalnya orang dengan sistem imun lemah seperti penderita tuberkulosis, IMS, hepatitis, ibu hamil, dan warga binaan.
Sisanya terbagi menjadi 10,8 persen dari kelompok khusus seperti calon pengantin, dan 15,3 persen kelompok rentan seperti pasangan populasi kunci serta anak dari ibu yang terinfeksi HIV.
Guna menekan penyebaran HIV dan IMS, pemerintah terus mendorong berbagai strategi mulai dari deteksi dini, surveilans, penanganan kasus, hingga promosi kesehatan.
Baca Juga:
Kemenkes Perkuat Peran Jamu dalam Layanan Kesehatan Formal
Untuk masyarakat umum, Kemenkes mengampanyekan pendekatan pencegahan dengan formula ABCDE: Abstinence (tidak berhubungan seksual sebelum waktunya), Be Faithful (setia pada pasangan), Condom, Don’t use drugs (hindari penggunaan narkoba dan jarum suntik), serta Education.
"Kemudian no drugs; arena dia juga salah satu pintu masuk penularan, melalui jarum suntik. E adalah education," jelas Ina, sambil mengajak masyarakat tidak ragu memeriksakan diri.
Dalam upaya menghapus stigma, Kemenkes juga telah melatih tenaga kesehatan dan memberikan edukasi kepada publik tentang pentingnya menjaga kerahasiaan dan hak pasien.