Tak lama kemudian ia diangkat sebagai Komandan Divisi V Tentara Keamanan Rakyat (TKR) setelah BKR meleburkan diri ke TKR.
Pada 12 November 1945, Soedirman pun dipilih sebagai pimpinan tertinggi TKR karena pemegang jabatan itu, Soeprijadi, tidak pernah muncul.
Baca Juga:
Sejarah Panser Ferret Legendaris di Tubuh Militer Indonesia
Bersamaan dengan itu, Soedirman menghadapi ancaman pihak sekutu di Magelang dan Ambarawa.
TKR berhasil memukul mundur melalui pertempuran di Ambarawa.
Pada 15 Desember 1945, Soedirman dilantik oleh Presiden Soekarno sebagai panglima besar TKR dengan pangkat jenderal.
Baca Juga:
Mengenal Airbus A400M, Pesawat Angkut Militer yang Bakal Dimiliki Indonesia
Soedirman kerap kali berbeda pendapat dengan pemerintah dalam menghadapi agresi militer Belanda.
Sebagai militer, ia ingin pertentangan diselesaikan melalui cara-cara militer, sedangkan pemerintah ingin menempuh jalan diplomasi.
Soedirman pun rela berperang dengan Belanda melalui gerilya meski saat itu ia menderita penyakit TBC (tubercolosis).