Ia sempat menduduki sejumlah jabatan sebelum menjadi orang nomor satu di militer saat ia diangkat sebagai Menteri Koordinator Pertahanan Keamanan/Kepala Staf Angkatan Bersenjata pada 1962.
Selama berkiprah di militer, Nasution tercatat memiliki sejumlah penting dalam perjalanan sejarah Indonesia.
Baca Juga:
Sejarah Panser Ferret Legendaris di Tubuh Militer Indonesia
Ia dikenal sebagai peletak dasar perang gerilya melawan Belanda saat ia memimpin pasukan Siliwangi pada masa Agresi Militer I Belanda.
Taktik gerilya disusun karena Nasution menyadari bahwa tentara Indonesia tidak akan mampu menghadapi Belanda dengan persenjataan dan strategi yang konvensional.
Gagasannya mengenai perang gerilya telah ia tuangkan dalam buku berjudul Pokok-Pokok Gerilya yang dijadikan referensi di seluruh dunia.
Baca Juga:
Mengenal Airbus A400M, Pesawat Angkut Militer yang Bakal Dimiliki Indonesia
Selain itu, Nasution yang merupakan Kepala Staf Angkatan Bersenjata pada 1965 merupakan salah satu perwira TNI yang menjadi target penculikan dalam peristiwa Gerakan 30 September (G30S).
Nasution memang berhasil menyelamatkan diri dengan memanjat tembok belakang.
Namun, anak bungsunya, Ade Irma Suryani, terkena peluru yang ditembakkan pasukan Cakrabirawa hingga meninggal dunia.