Kritik Terhadap Budaya Patriarki
Julia adalah salah satu sedikit perempuan Batak yang secara terbuka mengkritik budaya patriarki yang membatasi perempuan.
Baca Juga:
Mengapa Suku Batak Menjadi Pencetak Sarjana Terbanyak?
Dalam surat-surat dan tulisannya, ia menyuarakan keprihatinannya terhadap nasib perempuan Batak yang dianggap tidak berharga jika tidak melahirkan anak laki-laki.
Salah satu tulisannya yang paling terkenal berjudul Lagi-lagi Anak Perempuan, di mana ia menggambarkan bagaimana seorang ayah dengan tujuh anak perempuan merasa kecewa karena belum memiliki anak laki-laki.
Julia menolak pandangan tersebut dan menegaskan bahwa setiap anak, baik laki-laki maupun perempuan, memiliki nilai yang sama.
Baca Juga:
Ranking Terbaru! Suku Batak Pimpin Daftar Lulusan Sarjana Terbanyak di Indonesia
Warisan dan Pengaruh
Julia tidak hanya berbicara di muka umum tetapi juga menulis banyak artikel dan opini mengenai perjuangan perempuan.
Ia menulis di majalah Melati, terbitan PWKI, serta dalam majalah zending Belanda dan buku yang diterbitkan di Jerman pada tahun 1966.