Ia mengingatkan bahwa pengolahan sampah berbasis 3R tidak hanya soal kebersihan, tapi juga energi terbarukan.
“Sampah bisa diolah menjadi RDF (Refuse-Derived Fuel) untuk industri semen, bahkan biogas untuk listrik. Kalau perusahaan mau mendukung dengan CSR, maka masyarakat bisa merasakan manfaat ganda: lingkungan sehat dan energi berkelanjutan,” jelasnya.
Baca Juga:
Siswa SMP Dikerahkan Bersihkan Sampah di Pajak Sidikalang, Ujian Tertunda, Orangtua Kecewa
Tohom yang juga Pengamat Energi dan Lingkungan ini menambahkan, Indonesia membutuhkan perubahan paradigma.
CSR tidak lagi sebatas kegiatan karitatif, melainkan harus dikaitkan dengan agenda pembangunan berkelanjutan.
“Kalau bicara sustainability, maka CSR pengolahan sampah punya posisi strategis. Ini bukan sekadar program sosial, melainkan investasi jangka panjang untuk kesehatan masyarakat dan daya saing ekonomi,” tegasnya.
Baca Juga:
MARTABAT Prabowo-Gibran: Sampah Kini Jadi Rebutan, Bahkan Bisa Jadi Bahan Bangun Rumah
Ia pun mengingatkan, langkah ini akan sangat relevan dengan program pemerintah Prabowo-Gibran yang menekankan transformasi hijau dan ketahanan energi.
“Sampah adalah problem yang bisa jadi potensi. Jika dunia usaha bersinergi dengan pemerintah, maka beban APBN akan lebih ringan, sementara rakyat langsung mendapat manfaat nyata,” tutup Tohom.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.