"Kemendikbud memastikan komitmen penghormatan atas nilai-nilai sejarah
dan perjuangan tokoh-tokoh bangsa, termasuk KH Hasyim Asyari dan para tokoh
penerusnya tidak pernah berubah," ucapnya.
Polemik Kamus Sejarah Indonesia tersebut awalnya disampaikan oleh Ketua
Komisi X DPR, Syaiful Huda.
Baca Juga:
Pantas Anggota DPR Ngamuk ke Nadiem, Ternyata 17 Sekolah di NTT Mangkrak 2 Tahun
Huda meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menarik
sementara Kamus Sejarah Indonesia Jilid I dan II dari peredaran, karena dinilai
memuat banyak kejanggalan.
Huda mengatakan, kejanggalan pada Kamus Sejarah Indonesia Jilid I adalah
tidak adanya keterangan terkait kiprah pendiri Nahdlatul Ulama, Hasyim Asy'ari.
Padahal, Hasyim Asy'ari dikenal sebagai pahlawan nasional yang mendorong
tercapainya kemerdekaan Indonesia.
Baca Juga:
Meledak-ledak Saat Semprot Mendikbud Nadiem, Inilah Profil Anggota DPR Anita Jacoba
Sementara, pada jilid II, tidak ada nama Soekarno dan Mohammad Hattta
dalam entry khusus, meski masuk pada penjelasan di awal kamus.
Sebaliknya, justru ada nama-nama tokoh yang dinilai tidak jelas
kontribusinya dalam proses pembentukan maupun pembangunan bangsa masuk entry
khusus untuk diuraikan latar belakang personalnya.
Huda mengatakan, kejanggalan dalam kamus sejarah tersebut dapat
berbahaya bagi pembentukan karakter peserta didik karena adanya disinformasi.