"Kalau harga kacang kedelai impor
sudah Rp 9.100/kg untuk kualitas medium, harga normalnya itu Rp 6.800/kg.
Kenaikan harganya bertahap sudah satu bulan ini, sekarang sudah sangat
memberatkan. Kalau harganya terus naik sampai Rp 10.000/kg, saya sudah putuskan
untuk berhenti usaha tahu," tandasnya.
Akibat harga bahan baku yang mahal, ia mencari cara agar tidak terlalu merugi. Terpaksa ukuran tahu
yang diproduksi lebih diperkecil dari biasanya.
Baca Juga:
Kunjungi Lampung, Mendag Hadiri Gerakan Tanam Kedelai di Tanggamus
"Saya masih jual tahunya sama, tidak naik, hanya ukuran saja lebih kecil. Kalau tidak begitu,
saya bisa terus rugi," katanya.
Walau harga naik, pihaknya tidak
terlalu kesulitan dengan bahan baku kedelai. Hanya saja, meski bahan baku kedelainya cukup lancar, namun
harganya makin naik.
"Kami berharap perhatian pemerintah
dari masalah ini, semoga harga kacang kedelai ini bisa kembali normal agar
usaha kami tetap berjalan. Minimal kalau tidak bisa normal di harga Rp
6.800/kg, setidaknya bisa stabil di harga Rp 7.000/kg saja agar kami bisa tetap
produksi," tutupnya.
Baca Juga:
Turunkan Harga Kedelai, Mendag Ganti Selisih Harga
Jejak Digital Janji Jokowi
Memasuki tahun 2021, produsen tahu dan
tempe menghentikan produksinya. Salah satu penyebabnya adalah harga kedelai
yang melambung tinggi.