Padahal, menurut Muhammad, harga
kedelai seharusnya tidak setinggi itu karena stok di dalam negeri masih cukup
banyak.
Mengutip data dari Sekretaris Jenderal
Kementerian Perdagangan Suhanto, stok kedelai di dalam negeri tembus 450 ribu
ton.
Baca Juga:
Kunjungi Lampung, Mendag Hadiri Gerakan Tanam Kedelai di Tanggamus
Jumlah itu seharusnya masih cukup
untuk memenuhi kebutuhan kedelai dengan harga normal bagi perajin tahu dan
tempe.
Kenyataannya, harga kedelai justru
semakin mahal dari importir.
"Importir memberlakukan harga ke
perajin sama seperti harga kenaikan kedelai yang terjadi saat ini, sehingga
stok itu dijual dengan harga yang sekarang," jelas Muhammad.
Baca Juga:
Turunkan Harga Kedelai, Mendag Ganti Selisih Harga
Hal ini yang kemudian membuat perajin
tahu dan tempe menjerit dan memilih menekan rem produksi, sehingga kelangkaan
tahu dan tempe terjadi di tingkat konsumen.
Menurutnya, kondisi ini terjadi karena
pemerintah minim pengawasan di lapangan, khususnya terkait stok dan distribusi
kedelai dari importir.