Padahal,
lanjut Lutfi, Bulog setidaknya harus mengeluarkan beras sebanyak 80.000 ton per
bulan atau 1 juta ton per tahun.
Sehingga, stok
cadangan beras perlu dijaga di kisaran 1 juta - 1,5 juta ton.
Baca Juga:
Ombudsman RI: Pemerintah Diminta Kaji Ulang Kebijakan Impor Beras
"Bulog
utamanya hanya mengandalkan operasi pasar untuk penyaluran beras, itu sekitar 1
juta ton per tahun, makanya iron stock
Bulog tidak boleh kurang 1 juta ton. Itu logikanya," kata dia.
Kendati
demikian, ia menekankan, bila Bulog mampu menyerap beras petani dalam negeri
mencapai stok 1 juta - 1,5 juta ton, maka rencana impor tak perlu direalisasikan.
Sebab,
artinya sudah mencukupi untuk kebutuhan cadangan beras.
Baca Juga:
Pemerintah Bakal Impor 3 Juta Ton Beras di 2024
Lutfi
memastikan, pemerintah akan memperhatikan dinamika ke depan terkait pelaksanaan
kebijakan impor.
Jika
memang diperlukan, maka ia menjamin, impor beras tidak akan dilakukan saat
panen raya.
"Ini
adalah situasi yang dinamis. Saya jamin tidak ada impor saat panen raya. Hari
ini tidak ada beras impor yang menghancurkan harga petani, karena memang belum
ada yang impor," ujar Lutfi.