Menteri
Perdagangan (Mendag), Muhammad Lutfi, mengatakan, rencana impor beras ini telah disepakati dalam
rapat koordinasi terbatas.
Kementerian
Perdagangan bahkan telah mengantongi jadwal impor beras tersebut.
Baca Juga:
Ombudsman RI: Pemerintah Diminta Kaji Ulang Kebijakan Impor Beras
"Iron stock itu barang yang memang
ditaruh untuk Bulog sebagai cadangan, dia mesti memastikan barang itu selalu
ada. Jadi tidak bisa dipengaruhi oleh panen atau apapun karena memang dipakai
sebagai iron stock," jelas Lutfi, dalam
keterangannya.
Klaim
pemerintah, impor sebesar 1 juta ton itu terbagi 500.000 ton beras impor untuk Cadangan Beras
Pemerintah (CBP) dan 500.000 ton sesuai kebutuhan Bulog.
Stok
beras harus dijaga karena pemerintah perlu melakukan pengadaan beras
besar-besaran untuk pasokan beras bansos selama masa Pemberlakuan Pembatasan
Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Baca Juga:
Pemerintah Bakal Impor 3 Juta Ton Beras di 2024
Muhammad
Lutfi meyakini, kebijakan impor beras 1 juta ton di 2021 tidak bakal menghancurkan harga
gabah di tingkat petani.
Menurut
dia, langkah ini dilakukan untuk menjaga stok beras nasional dan menstabilkan
harga.
"(Impor)
ini bagian dari strategi memastikan harga stabil. Percayalah, tidak
ada niat pemerintah untuk hancurkan harga petani, terutama saat sedang panen
raya," ujar Lutfi.