Karena itu lah Bima Arya kemudian menganggap RS Ummi enggan
berkoordinasi dengan Satgas COVID-19 Kota Bogor. Sehingga dia memutuskan
memolisikan RS Ummi lantaran menghalang-halangi pencegahan penularan COVID-19.
"Karena pihak RS tidak menyampaikan laporan secara apa
adanya. Dalam melaksanakan tugasnya harus menyampaikan laporan secara berkala
atau setiap ditemukan kasus suspek COVID-19. Jadi sebelum terkonfirmasi pun
ketika masih suspek harus dilaporkan. Karena kami setiap hari kami harus
mendata," kata Bima Arya.
Baca Juga:
Rizieq Bebas, Muhammadiyah: Tak Perlu Euforia, Tak Perlu Fobia
Saat giliran mengajukan pertanyaan, Rizieq pun bertubi-tubi
mencecar Bima Arya. Dia heran dengan kesaksian Bima Arya di persidangan.
Rizieq mengklaim alasannya tak bisa menyampaikan hasil tes
swabnya lantaran saat itu hasil belum keluar. Selain itu, menurutnya, tim
dokternya yang melakukan tes swab kala itu sudah menunggu pihak Satgas
COVID-19. Namun, Satgas tak kunjung datang.
"Jadi anda punya rencana apa? Makanya tadi saya
katakan, 26 anda datang ke RS, 27 RS (MER-C) dateng, 28 langsung lapor polisi.
Sigap betul. Semangat betul memenjarakan orang, semangat betul mengkriminalkan
orang. Hati-hati ya Pak Bima kasus saya ini yang sedang disidang, kita sedang
membuktikan kalau di sidang ini apakah terjadi kriminalisasi terhadap pasien,
apakah terjadi kriminalisasi terhadap para dokter, apakah terjadi kriminalisasi
terhadap RS Ummi," tutur Rizieq.
Baca Juga:
Jika Lakukan Pelanggaran, Pembebasan Bersyarat Rizieq Bisa Dicabut
"RS Ummi mengatakan tunggu hasil PCR. Hasil PCR masuk,
RS Ummi akan memberikan laporan. Anda tidak sabar. Besoknya laporkan
polisi," imbuh dia.
Rizieq juga mempertanyakan pernyataan Bima Arya dalam berita
acara pemeriksaannya (BAP). Dia heran Kepala Satgas Penanganan COVID-19 Kota
Bogor itu menganggap dirinya berbohong perihal hasil swab tesnya di RS Ummi.
"Ini katakan ini habib bohong. Dan ini berbahaya
kebohongan. Di mana bohongnya? Saya tidak sebut positif COVID atau negatif.
Yang saya rasa segar. Nilai bohongnya di mana? Kalau saya dapat PCR 'habib
bohong', saya ridha," katanya.