Terlihat dari kondisi di mana seseorang tidak bisa berhenti untuk menunjukkan dirinya, sebagai entitas yang hadir dan mengikuti ritme kehidupan dunia maya yang tidak memiliki jeda, menggerogoti kebahagiaan dan kesejahteraan psikologis tanpa disadari.
Kondisi semacam ini erat kaitannya dengan digital well-being (DWB) atau kesejahteraan digital.
Baca Juga:
Prediksi Elon Musk dan Zuckerberg Hp Segera Punah, Ini Penggantinya
Definisi tentang DWB cukup bervariasi, mulai dari program yang diadakan Google melalui fitur dan aplikasinya hingga kampanye yang diadakan berbagai pihak untuk memperbaiki hubungan manusia dengan media digital.
Secara umum, ada dua definisi operasional tentang DWB.
Pertama, dari UNESCO, yaitu kemampuan untuk meningkatkan dan memperbaiki kesejahteraan sebagai manusia secara utuh, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, melalui penggunaan media digital.
Baca Juga:
Antisipasi Bullying di Sekolah, Bupati Cianjur Larang Siswa SD dan SMP Bawa Hp
Kedua, Joint Information Systems Committee mendefinisikan DWB sebagai penggunaan secara sehat dengan mempertimbangkan tiga kesehatan dasar, yaitu fisik, mental, dan emosional.
Artinya, manusia yang justru mengalami penurunan kualitas hidup karena adanya distraksi digital adalah ada antitesis dari DWB.
Bagaimana kehidupannya diatur oleh jadwal yang sangat padat untuk selalu terlibat dalam kehidupan hiper-realitas dari waktu ke waktu.