Dengan demikian, minim distraksi dan kualitas hidup bisa meningkat.
Gerakan digital minimalism ini banyak dilakukan oleh beberapa orang yang mulai menyadari pentingnya kesejahteraan digital dalam mewujudkan kesejahteraan psikologis.
Baca Juga:
Prediksi Elon Musk dan Zuckerberg Hp Segera Punah, Ini Penggantinya
Prosesnya terjadi dengan mereduksi perasaan takut dan cemas, kemudian meningkatkan perasaan bahagia.
Singkatnya, melalui antitesis dari FOMO, yaitu joy of missing out (JOMO).
Suatu kondisi ketika seseorang justru merasa bahagia saat tidak terikat dengan berbagai informasi yang berkembang di dunia hiper-realitas, tidak memiliki tuntutan untuk selalu hadir dan mengikuti tren, sehingga tidak merasakan tekanan dan keinginan untuk harus melakukan ini dan itu, seperti yang dilakukan orang lain.
Baca Juga:
Antisipasi Bullying di Sekolah, Bupati Cianjur Larang Siswa SD dan SMP Bawa Hp
Akhirnya, sebagai manusia yang memiliki previlege (privilese) untuk menentukan pilihan-pilihan dalam hidup, rasanya penting untuk terbebas dari tuntutan mendokumentasikan berbagai peristiwa.
Menikmati semilir angin di beranda rumah, tenggelam dalam alur cerita sebuah buku, mengobrol dengan teman lama, atau tertawa bersama di ruang keluarga. Sudah saatnya, manusia kembali merdeka. (Sriwiyanti, Mahasiswa Master of Educational Psychology Unisza Malaysia)-qnt