Dalam kacamata demokrasi intrapartai (interparty democracy), kemunculan satu nama sebagai calon tunggal di dalam konvensi partai justru aneh.
Di Amerika Serikat, di dalam satu partai bahkan bisa muncul nama lebih dari lima, untuk kemudian digodok di dalam proses konvensi.
Baca Juga:
Ganjar Pranowo Disebut dalam Kasus e-KTP, KPK Tunggu Bukti Tambahan
Dari sekian banyak nama di dalam Partai Republik Amerika tahun 2015, misalnya, tak ada yang menduga Donald Trump akan menjadi pemenang di babak final konvensi.
Begitu pula dengan Joe Biden, yang nyaris kurang dijagokan, baik karena faktor umur maupun karena ketidakterlibatan beliau dalam konvensi di saat masih sebagai wakil presiden di era Presiden Obama.
Tapi nyatanya demokrasi intrapartai berjalan dinamis dan membuktikan bahwa Joe Biden berhasil memenangkan kontestasi internal Partai Demokrat mengalahkan Bernie Sanders dan Elizabeth Warren, sekadar menyebut dua nama besar.
Baca Juga:
Adik Ipar Ganjar Pranowo Didakwa Korupsi Jembatan Rp 13,2 Miliar
Jadi sampai pada situasi hari ini, dinamika politik yang dijalani Ganjar sebenarnya masih dalam batas kewajaran.
Dan nampaknya Megawati sebagai ketua umum partai terbesar di Indonesia menyadari dan memahami itu.
Dengan kata lain, ketegangan psikologi politik yang dipersepsikan sedang terjadi antara Ganjar dan Puan Maharani belakangan ini adalah dinamika yang sangat normal di dalam politik, baik dalam kacamata demokrasi secara umum maupun dalam kacamata spesifik, yakni demokrasi intrapartai.