Sumbu persoalannya bukan pada jumlah, tetapi pada kualitas persoalan yang terus berkembang dengan adanya propaganda revivalisme PKI oleh oposisi jalanan.
Teori dasar dalam psikologi sosial menyatakan bahwa ketidakbenaran yang disuarakan secara berulang-ulang akan diterima sebagai ”kebenaran baru”.
Baca Juga:
Anggota DPD RI Komeng, Sebut Prabowo Betul-betul Ingin Menyatukan Semua Pihak
Politikus tentu melihat teori ini sebagai peluang untuk bersandiwara.
Namun, seorang negarawan tak akan bertoleransi dengan sandiwara yang mengancam keutuhan dan masa depan bangsa dan negara.
Pada zaman pragmatis ini, mencari negarawan ibarat mencari jarum di tengah jerami.
Baca Juga:
Survei: Mayoritas Konsumen Indonesia Pilih Merek Berdasarkan Sikap Politik
Politikus boleh berseliweran bak cendawan di musim hujan, tetapi berapa negarawan di antara mereka?
Untuk itu, sejumlah hal ini perlu terus didiskusikan: (a) makna dasar politik, (b) posisi kritik dan ruang publik dalam demokrasi, termasuk (c) posisi negara vis-À-vis masyarakat.