Bila ada istilah penyalah gunaan wewenang (Abuse of Power), lalu apa istilah yang tepat untuk penyalah gunaan alat kelamin (Penjahat Kelamin)? Tidak lucu bukan?
Karenanya saya mencoba untuk memberikan analisa lain yang berbeda dari semua itu. Namun sebelum saya keluar dari berbagai segala tuduhan itu, tentunya saya harus terlebih dahulu mematahkan berbagai argumentasi yang mengarah pada tuduhan motif pembunuhan yang berkutat pada persoalan selangkangan itu bukan?
Baca Juga:
Perjalanan Vonis Ferdy Sambo dari Hukuman Mati Jadi Penjara Seumur Hidup
Rumus pertama: Dalam kondisi tertekan, "Bambu Runcing" itu mustahil bisa "berdiri" kecuali yang ada di berbagai Blue Film. Brigadir J sebelumnya sudah sangat mengerti bahwa ia sedang diintai oleh teman-temannya sesama ajudan FS, mustahil rasanya dia masih sempat berpikir negatif soal selangkangan PC.
Rumus kedua: Sebagai bawahan, sangat tidak mungkin Brigadir J memasuki kamar terlebih kemudian melakukan pemerkosaan. Ini tuduhan gila.
Orang seperti kita jangankan memasuki kamar istri Pak Jenderal, memasuki kamar perempuan lain yang bukan atasan kita saja tidak mungkin berani, kecuali diminta.
Baca Juga:
Seluruh Tergugat Tak Hadir, Sidang Gugatan Rp 7,5 M Keluarga Brigadir J Ditunda
Rumus ketiga: Meskipun banyak kejadian sopir majikan selingkuh dengan istri bosnya, itu tidak mungkin dilakukan di saat di rumah bosnya banyak pengawal lainnya. Apalagi bosnya seorang jenderal dan sopirnya orang (maaf) berekonomi lemah serta wajahnya tidak marketable.
Lalu bagaimana dengan dugaan dendam karena Brigadir J melaporkan ke PC soal perselingkuhan FS?
Ini juga rasanya tidak mungkin, hidung belang yang kaya raya serta berpangkat jenderal tidak mungkin gemetar hanya oleh kemungkinan amarah dan sumpah serapah istrinya, kecuali istrinya jauh lebih kaya, lebih berpangkat dan lebih berpengaruh !