Kaum Muda Resiko Tinggi PJK
Dahulu, PJK banyak diderita mereka yang berusia tua atau di atas 50 tahun. Namun, kondisi hari ini sedikit berbeda, pola penyebaran penyakit mengalami perubahan. Penyakit ini sudah tidak mengenal usia. Siapa saja, dapat mengalaminya, penyakit ini sulit dideteksi sehingga sering disebut silent disease. Banyak ditemukan orang muda berusia kurang dari 40 tahun yang menderita PJK, bahkan beberapa pesohor negeri–artis dan politisi–berusia muda yang meninggal secara mendadak. Penyakit ini semakin mengancam, hal ini akibat berubahnya gaya hidup masyarakat.
Baca Juga:
Kemenkes Minta Masyarakat Waspadai DBD dan HFMD Selama Arus Mudik dan Balik Lebaran
Dalam sebuah studi yang dilakukan di Amerika Serikat, menyebutkan bahwa penderita penyakit jantung koroner pada kalangan muda berkisar antara 25% - 32% dari total seluruh penderita, dan diprediksi prevalensinya akan meningkat terus setiap tahunnya.
Di Indonesia pun demikian, kasus PJK pada kalangan muda semakin meningkat, orang muda memiliki resiko besar untuk mengalaminya, karena adanya pergeseran gaya hidup. Tanpa adanya upaya preventif, maka potensi peningkatan terus naik setiap tahun.
Upaya Pencegahan
Baca Juga:
Update Kasus Covid-19 Varian JN.1 Per 2 Januari: Ada 149 di Indonesia
Sebuah studi kasus kontrol di 52 negara menemukan bahwa 90% kasus PJK dapat dikaitkan dengan faktor risiko yang sebenarnya dapat dicegah dan diperbaiki. Pada situasi ini, tindakan preventif adalah langkah paling tepat, gaya hidup masyarakat harus berubah.
Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan guna mencegah terjadinya PJK, yaitu kurangi makanan berlemak-berminyak, tingkatkan konsumsi buah-sayuran, olahraga teratur minimal 30 menit setiap harinya, kurangi berat badan, kurangi stress, selalu berpikir positif, hindari rokok, hindari alkohol, dan rutin periksa kesehatan–tekanan darah, kolesterol dan gula darah.
*Pemerhati Pendidikan dan Kesehatan