Selain itu, terkait dengan kasus ini sendiri saat ini telah diserahkan atau dilimpahkan ke Imigrasi. Mengingat, para korban yang menjadi sasaran terduga pelaku merupakan WNA yang ada di China.
"Seluruh korban dari jaringan ini, jaringan pelaku penipuan trans-nasional itu ada di China. Oleh karena itu, mengingat kemungkinan hambatan yang akan dihadapi penyidik, kemudian kami bekerja sama dengan teman-teman yang ada di Imigrasi. Sementara ini kita limpahkan ke Imigrasi untuk penanganan lebih lanjut di imigrasi," ungkapnya.
Baca Juga:
Laporan Polisi Terkait Kesaksian Palsu Kasus Pembunuhan Vina dan Eky Diterima Bareskrim Polri
Terkait dengan modus operandi para terduga pelaku, mereka sudah menghubungi sebanyak 350 orang yang nomornya berada di China. Hal itu diketahui berdasarkan penelusuran pihaknya.
"Ini yang diduga menjadi korban-korban mereka, dimana dari hasil penyelidikan juga diketahui sudah mulai beroperasi sejak awal tahun 2021. Kemudian diperkirakan puluhan miliar, kemudian mereka membuat seolah-olah menjadi operating center, kemudian mereka bertugas mencari no hp dan mengidentifikasi calon korban," paparnya.
"Kemudian, menghubungi baik melalui jaringan seluler atau WA, mengaku sebagai polisi China dan menyebarkan berita bohong. Kemudian korban terkait suatu perkara di kepolisian China. Kemudian diminta untuk menghubungi polisi China dengan nomor telepon tertentu yang sudah ditetapkan oleh mereka yang seolah-olah mereka jadikan sebagai call center," sambungnya.
Baca Juga:
Bareskrim Selidiki Dugaan Korupsi Proyek Penerangan Jalan Tenaga Surya di Kementerian ESDM
Kemudian, dilakukanlah tawar menawar agar korban mau mentransfer sejumlah dana yang ditempatkan pada rekening tertentu atau rekening perusahaan yang beravilidasi, dengan salah satu otak pelaku yang bernama Cuamintang yaitu PT Training Gobal Internasional dan PT Trio Pila Indonesia serta PT Light Training Internasional.
"Dari perusahaan tersebut, uang hasil kejahatan itu dilakukan penyucian uang. Kemudian dikirim ke rekening penampungan. Itu praktik yang mereka lakukan," jelasnya.
Selain itu, terkait dengan alasan para terduga pelaku yang melakukannya di Indonesia. Hal itu masih sedang didalami oleh pihaknya, apakah ada yang memfasilitasi kedatangan mereka di Indonesia atau tidak.