"Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan. Pertama, yang harus dilakukan pemerintah adalah menyiapkan seluruh perangkat regulasi agar tumbuh kembang seluruh industri halal, termasuk bagaimana membantu sertifikasi secara murah, bahkan gratis terutama bagi UMKM kita," kata Muhaimin.
Mengamati taktik debat Gibran, Kunto Adi Wibowo, analis komunikasi politik dari Universitas Padjadjaran, menilai bahwa penggunaan istilah-istilah yang kompleks oleh Gibran dalam debat merupakan bagian dari strategi.
Baca Juga:
DPD MARTABAT Prabowo-Gibran DKI Jakarta Dukung Ridwan Kamil-Suswono di Pilgub 2024
Gibran sengaja tidak memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai istilah-istilah yang dia tanyakan untuk membuat lawannya bingung.
Lebih membingungkan lagi, ketika Gibran menyebut istilah SGIE yang seharusnya diucapkan dalam bahasa Inggris, dia justru melafalkannya dalam bahasa Indonesia.
Meskipun begitu, menurut Kunto, tidak dapat dipastikan bahwa lawan debat Gibran benar-benar tidak memahami pertanyaan yang diajukan.
Baca Juga:
Era Baru Kendaraan Dinas, Menteri dan Eselon 1 Akan Gunakan Maung Buatan PT Pindad
“Memang hanya taktik untuk membingungkan lawan saja, enggak ada urusannya dengan pengetahuan,” kata Kunto, melansir Kompas.com, Sabtu (23/12/2023).
Kunto menilai, strategi Gibran ini meniru taktik ayahnya pada debat Pilpres 2014 dan 2019, ketika Jokowi menyinggung soal TPID dan unicorn di hadapan Prabowo.
“Kalau menurut saya, memang ini taktik yang digunakan oleh Gibran di saat debat, sama seperti taktik yang digunakan pak Jokowi waktu menyebut unicorn dengan TPID,” ujarnya.