WAHANANEWS.CO.Teluk Bintuni - Kapolres Teluk Bintuni AKBP Choirudin Wahid menanggapi tuduhan dari pihak keluarga Iptu Tomi Samuel Marbun, Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni yang hilang saat melakukan operasi pengejaran terhadap Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di wilayah Teluk Bintuni.
Choirudin meminta masyarakat untuk bersabar dan menunggu hasil investigasi dari tim pencari fakta yang telah dibentuk.
Baca Juga:
Anggota Pokja MRPB: Gubernur Papua Barat dan Jajarannya harus Meninjau Kembali izin, Diduga Dilanggar Perusahaan Kayu di Kabupaten Teluk Bintuni
"Tuduhan yang diarahkan kepada saya sudah menyerang secara pribadi. Saya memilih bersabar dan menunggu hasil dari tim pencari fakta," ujar AKBP Choirudin Wahid dalam konferensi pers di Manokwari, Selasa (18/3/2025).
Bantahan Soal Helikopter
Kapolres juga membantah klaim bahwa dirinya membatalkan pemesanan helikopter yang diajukan keluarga Iptu Tomi untuk membantu pencarian.
Baca Juga:
Belum Kembali saat Menjaring Ikan, Timin (54 Tahun) Dicari Tim SAR Gabungan
"Saya sama sekali tidak tahu soal pemesanan helikopter itu. Saat keluarga memesan helikopter, saya sedang berada di lokasi pencarian," tegasnya.
Dalam konferensi pers yang digelar di Gedung Arfak Convention Hall Markas Polda Papua Barat, hadir pula Kabid Humas Polda Papua Barat Kombes Ongky Isgunawan, Kepala Basarnas Manokwari Yefri Sabaruddin, serta sejumlah personel yang terlibat dalam operasi bersama Iptu Tomi.
Choirudin juga mengungkapkan bahwa pencarian lanjutan masih memungkinkan dilakukan.
"Insya Allah, akan ada pencarian ketiga. Kami masih menunggu arahan dari Kapolda, dan sebelum itu, kami akan menggelar rapat koordinasi karena wilayah pencarian termasuk zona merah," jelasnya.
Latar Belakang Operasi dan Insiden Hilangnya Iptu Tomi
Insiden hilangnya Iptu Tomi berawal dari operasi pengejaran terhadap kelompok OPM yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) atas penyerangan pekerja jalan di Mayerga, Kabupaten Teluk Bintuni, pada tahun 2022.
Tim yang diterjunkan dalam operasi tersebut terdiri dari personel Brimob, TNI Yonif Kapuas 642 Teluk Bintuni, serta dua informan lokal yang memahami medan.
Saat operasi berlangsung, tim telah mencapai tepian sungai. Kanit Resmob Polres Teluk Bintuni yang berada di seberang memberikan kode tanda silang, mengisyaratkan bahwa arus sungai berbahaya dan banyak buaya, sehingga tidak boleh ada yang menyeberang.
Namun, Iptu Tomi tetap menyeberang dan tergelincir ke dalam sungai. Kanit Resmob yang melihat kejadian itu berusaha menolongnya dengan melompat ke sungai, namun ikut terseret arus.
Seorang anggota TNI juga berupaya membantu, tetapi tersangkut celananya di ranting sungai.
Setelah kejadian itu, tim yang tersisa di seberang melakukan penyisiran, sementara sebagian lainnya kembali ke lokasi basecamp untuk meminta bantuan tambahan.
Komitmen dalam Pencarian
Kabid Humas Polda Papua Barat Kombes Ongky Isgunawan menegaskan bahwa pihaknya siap memberikan dukungan penuh terhadap tim pencari fakta yang telah dibentuk.
Dalam rapat dengar pendapat antara pihak keluarga Iptu Tomi dengan Komisi III DPR RI, telah disepakati tiga poin penting, salah satunya adalah dorongan untuk membentuk tim pencari fakta guna mengungkap peristiwa ini secara transparan.
"Jika tim pencari fakta membutuhkan anggota dari Bintuni, kami akan hadirkan. Jika perlu anggota dari Polda, kami juga siap menghadirkan. Begitu juga jika mereka ingin ke lokasi atau ke Polres Teluk Bintuni, kami akan mendukung," tegas Ongky.
Polda Papua Barat memastikan akan melakukan pencarian tahap ketiga untuk menemukan jejak Iptu Tomi.
"Kami sedang menunggu kesiapan alat dan proses koordinasi dengan instansi terkait sebelum pencarian dilanjutkan," tambahnya.
Hingga saat ini, sudah dua kali upaya pencarian dilakukan. Pencarian pertama berlangsung sejak 18 Desember 2024 dan dihentikan sementara pada 30 Desember 2024.
Meski demikian, harapan untuk menemukan titik terang terkait keberadaan Iptu Tomi masih terus diupayakan.
[Redaktur: Rinrin Kaltarina]