WahanaNews.co, Jakarta - Industri pertahanan Indonesia saat ini tengah berfokus pada upaya mengejar ketertinggalan dan membangun industri yang mandiri serta mampu bersaing di pasar global.
Upaya ini telah menghasilkan pembentukan sebuah holding industri pertahanan yang diberi nama DEFEND ID, yang merupakan kolaborasi antara Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Kementerian Pertahanan.
Baca Juga:
Warga Sipil Dilarang Tentara Israel Memasuki Desa-desa Lebanon Selatan
Holding ini dipimpin oleh PT LEN Industri dan terdiri dari berbagai perusahaan BUMN, seperti PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, PT PAL, dan PT Dahana.
Direktur Utama DEFEND ID, Bobby Rasyidin, mengungkapkan bahwa penggabungan ini telah memberikan hasil yang positif bagi perusahaan-perusahaan industri pertahanan tersebut.
Kinerja perusahaan-perusahaan tersebut terus meningkat setelah dilakukannya penggabungan tersebut.
Baca Juga:
Seruan Hizbullah Ingin Gencatan Senjata dengan Israel di Lebanon, Ini Respon AS
"Karena kami sudah bersama-sama dan kekuatan itu ada di sana, kami lebih percaya diri untuk ambil proyek domestik, tentunya stakeholder utamanya Kementerian Pertahanan. Cukup signifikan juga dibandingkan dengan renstra yang lalu," beber Bobby, melansir detikcom, Jumat (5/4/2024).
Bobby menyebutkan kinerja perusahaan sudah enam kali lipat lebih baik sejak holding industri pertahanan dibentuk. Jumlah proyek yang digarap juga makin besar.
"Jumlah programnya itu bahkan pengalinya 10, kalau 2014-2019 cuma 10 program dari Kementerian Pertahanan, sekarang kita kerjakan 100 program," beber Bobby.