Sebelum holding DEFEND ID terbentuk dan industri pertahanan disentralisasi peringkat Indonesia sangat jeblok yaitu tidak masuk dalam peringkat 100 besar.
Saat ini, industri pertahanan Indonesia masih berada di peringkat 76 dalam skala global. Pihak terkait menargetkan agar industri pertahanan bisa naik ke peringkat 60 pada tahun ini, dan mencapai peringkat 50 pada tahun 2025.
Baca Juga:
Kapolsek Kulon Progo Ungkap Motif Bunuh Diri Ipda BS: Bisnis Ternak Kambing
Bobby menyatakan, "Tahun lalu, kita berada di peringkat 76. Harapannya tahun ini bisa masuk ke peringkat 60-an, dan target kita pada tahun 2025 adalah masuk ke dalam 50 besar."
Salah satu faktor yang mempengaruhi peringkat Indonesia dalam industri pertahanan global adalah tingkat pengeluaran pertahanan. Secara ideal, pengeluaran anggaran pertahanan seharusnya mencapai lebih dari 2% dari total Produk Domestik Bruto (PDB), sedangkan secara global rata-rata pengeluaran pertahanan adalah 2,3%.
Namun, di Indonesia, pengeluaran pertahanan masih jauh dari standar tersebut, bahkan tidak mencapai 1% dari PDB. Padahal, untuk dapat masuk ke dalam 50 besar dunia, minimal pengeluaran pertahanan harus mencapai 2%.
Baca Juga:
China Ancam AS, Minta Segera Kurangi Senjata Nuklir
"Nah kalau bicara hari ini spending kita cuma 0,78% di bawah 0,8% itu jauh di bawah rata-rata dunia. Apalagi dengan tensi geopolitik dunia yang meningkat juga, eskalatif," ungkap Bobby.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.