Setelah redup pada 2019, isu itu muncul lagi pada 2022. Ali menilai isu itu hanya digaungkan oleh pihak yang mencari perhatian, padahal di satu sisi Jokowi sudah membantah. Ali mengatakan, jika Jokowi mau, bisa saja 3 periode terealisasi.
"Kemudian itu meredup dan 2022 muncul lagi, diinisiasi salah satunya Bahlil kalau tidak salah, jadi peristiwa 2019 terulang lagi, sehingga saya menilai itu bentuk upaya orang tertentu untuk cari perhatian ke Pak Jokowi. Kalaupun Pak Jokowi mau, itu tidak terlalu sulit menurut saya," ujarnya.
Baca Juga:
Tanggapi Pesimisme Surya Paloh, PDI-P Ingatkan Potensi Kejutan Politik Anies
Hasto Diminta Tak Sebar Hoax
Anggota Dewan Pembina Gerindra Andre Rosiade juga merespons Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Andre meminta Hasto tidak menyebar hoaks, sebab Presiden Joko Widodo (Jokowi) menurutnya sudah berulang kali membantah.
Andre mengajak semua pihak untuk menghadapi pemilu dengan riang gembira. Dia lantas mengutip pesan Prabowo Subianto untuk tidak menyerang pihak lain dengan menebar hoaks.
Baca Juga:
Babinsa Koramil 420-07/Sungai Manau Kodim 0420 Sarko Jambi Lakukan Patroli Karhutla Dan Sosialisasi Di Wilayah Binaan
"Kira ingin pemilu riang gembira.. Saya kira kita sepakat untuk menjadikan Pemilu 2024 ini sebagai ajang kenduri demokrasi," kata Andre kepada wartawan, Sabtu (28/10/2023).
"Oleh karena itu, Pak Prabowo secara konsisten terus meminta kepada kami untuk Jangan pernah menyerang pihak lain, baik itu menyebar hoax melakukan sindiran-sindiran atau hal-hal lain yang sifatnya menyudutkan kandidat lain," lanjutnya.
Andre mengatakan sebaiknya semua pihak untuk bicara dan adu gagasan soal program ke depan. Bukan saling menyerang satu sama lain.