1. Mencabut UU Cipta Kerja beserta seluruh peraturan turunannya, melawan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK), mendesak pengesahan RUU Ketenagakerjaan Pro Buruh, serta menuntut jaminan kerja yang layak.
2. Mendesak pengesahan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (PRT), menghapus sistem kemitraan, serta menuntut pengakuan dan perlindungan hukum bagi pengemudi ojek online, kurir, serta pekerja sektor informal lainnya.
Baca Juga:
KSPSI Sambut Gembira Penyerahan 100 Rumah Subsidi untuk Buruh Awal Mei
3. Menolak penggusuran terhadap pemukiman warga dan lahan rakyat serta menuntut pelaksanaan reforma agraria sejati.
4. Menolak Proyek Strategis Nasional (PSN) yang merusak lingkungan hidup dan menuntut pengesahan RUU Masyarakat Adat demi keberlanjutan dan kesejahteraan komunitas adat.
5. Menuntut pencabutan UU TNI, menolak keterlibatan militer di kampus, pabrik, dan desa, serta mendesak militer kembali ke barak dan tidak mencampuri urusan sipil.
Baca Juga:
KSPSI Nilai Saresehan Ekonomi Strategis, Respons Cerdas terhadap Tarif Resiprokal
Perlu dicatat bahwa aksi May Day yang digelar aliansi Gebrak ini berbeda dari peringatan Hari Buruh yang dilangsungkan di Monas.
Acara di Monas turut dihadiri oleh Presiden RI Prabowo Subianto serta beberapa pimpinan lembaga negara.
Di Monas, massa buruh berasal dari konfederasi besar seperti KSPI yang dipimpin Said Iqbal, KSBSI yang diketuai Ely Rosita Silaban, serta dua kelompok KSPSI yang masing-masing dipimpin oleh Jumhur Hidayat dan Andi Gani Nena Wea.