WAHANANEWS.CO, Jakarta - Ketegasan mulai digaungkan dari pusat menyusul maraknya aksi premanisme yang mengganggu pembangunan pabrik mobil listrik BYD di Subang, Jawa Barat.
Mantan Kepala Staf Presiden, Moeldoko, ikut angkat bicara dan meminta agar pihak-pihak yang merugikan segera diberantas.
Baca Juga:
Ono Surono Soroti Pembongkaran Bangunan dan Penutupan Tambang di Subang
“Saya dukung apa yang dilakukan Gubernur Jawa Barat, tumpas saja semua itu,” ujar Moeldoko, dikutip Rabu (23/4/2025).
Ia menilai tindakan premanisme yang menyasar proyek investasi besar seperti pabrik BYD merupakan penghambat kemajuan dan penciptaan lapangan kerja.
Moeldoko pun mengajak masyarakat untuk tidak tinggal diam dan ikut menjaga stabilitas di wilayah proyek.
Baca Juga:
44,91 Gram Sabu Disita, Seorang Pengedar di Subang Kota Diciduk Polisi
“Kita perlu peluang untuk kerja, ada orang datang berikan peluang malah diganggu orang lain,” tegasnya.
Moeldoko menambahkan bahwa iklim investasi dalam negeri sangat bergantung pada partisipasi semua elemen, termasuk masyarakat lokal.
Menurutnya, menciptakan suasana yang kondusif menjadi keharusan, terutama di tengah tantangan ekonomi global.
“Menghimbau supaya di tengah situasi iklim dunia usaha yang relatif perlu perhatian, maka masyarakat Indonesia bisa ciptakan iklim investasi yang baik. Jangan sampai pengangguran makin banyak tapi malah satu sisi ironis,” katanya.
Sumber kekisruhan ini awalnya mencuat dari pernyataan Wakil Ketua MPR, Eddy Soeparno. Lewat akun Instagram pribadinya, ia mengungkap adanya gangguan dari sekelompok ormas terhadap pembangunan sarana produksi BYD di Subang.
“Sempat ada permasalahan terkait premanisme, ormas yang mengganggu pembangunan sarana produksi BYD. Saya kira itu harus tegas. Pemerintah perlu tegas untuk menangani permasalahan ini,” kata Eddy.
Meski tidak menyebutkan nama ormas secara spesifik, Eddy menekankan bahwa tindakan mereka tidak bisa dianggap remeh.
Jika tidak ditindak, kejadian serupa dikhawatirkan akan merusak kepercayaan investor dan merugikan perekonomian nasional.
“Kalau kejadian ini dibiarkan terus, jangan salahkan kalau investor pada akhirnya kapok datang ke Indonesia,” tambahnya dalam unggahan tersebut.
Sementara itu, BYD Motor Indonesia menegaskan bahwa proyek pembangunan pabrik mereka tetap berjalan sesuai rencana.
Kepala Divisi Marketing, PR, dan Hubungan Pemerintah BYD, Luther T Panjaitan, memastikan tidak ada gangguan berarti dalam proses pembangunan.
“Hingga saat ini, seluruh proses persiapan dan pembangunan pabrik berjalan dengan baik,” ujar Luther.
Ia menambahkan bahwa perusahaan terus berupaya mempercepat pembangunan demi memenuhi komitmen investasi dengan pemerintah Indonesia.
“Dan kami sedang fokus untuk menyelesaikan proses pembangunan sesuai dengan komitmen dengan pemerintah,” tutup Luther.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]