Menurut literatur, globalist adalah sekelompok elit di
level dunia yang dikomandoi tujuh orang.
Mereka menciptakan ketakutan dan kepanikan global lewat media
massa, hingga akhirnya banyak negara bangkrut akibat krisis sosial dan ekonomi.
Baca Juga:
Mahasiswa Penggugat Presidential Threshold dapat Pujian dari Anies Baswedan
Setelah hal itu terjadi, sang elite kemudian akan memberikan
solusi akibat kehancuran yang mereka akibatkan.
Perbuatan mereka antara lain dapat dilacak melalui sejarah
hancurnya Wall Street hingga berdirinya federal reserve act pada 1913.
Efeknya, setelah itu perang dunia pertama meletus pada 1914, dan
pada 1929 terjadi The Great Depression di Amerika Serikat.
Baca Juga:
Kuliah Kebangsaan Anies Baswedan "Lentera Demokrasi Jalan Menuju Keadilan Sosial"
Secara negara, Amerika sebenarnya kala itu sudah bangkrut akibat
depresi di tahun 1933, tapi kemudian ekonomi AS diselamatkan oleh UU Federal
Reserve Act, yang dibentuk sekelompok bankir, yakni JP Morgan, JD
Rockefeller, Jacob Warburg, dan Paul Warburg.
Mereka berteriak: "Ekonomi akan runtuh! Kita butuh otoritas
moneter yang baru."
Rockefeller, Jacob Warburg, dan Paul Warburg, juga Yahudi seperti
Rothschild, sehingga banyak yang menyebut bahwa globalist adalah nama
lain dari kelompok Yahudi yang sama yang memegang peranan penting dalam Gerakan
Zionis Internasional dengan misinya yang sudah sangat terkenal, yakni
menciptakan Tatanan Dunia Baru (The New World Order), di mana mereka
menjadi penguasanya.