Persoalannya, keinginan presiden itu tak akan terwujud jika Anies menjadi penggantinya di kursi RI-1.
"Ini nggak ketemu karena Jokowi pasti bicara tentang kontinuitas program. Bahwa siapa pun yang jadi presiden di 2024 adalah orang-orangnya Jokowi yang bisa memastikan semua legacy Jokowi itu dilanjutkan," ujar Adi.
Baca Juga:
Kades Kohod Siap Bayar Denda Rp48 Miliar, Anggota DPR Heran: Dari Mana Uangnya?
Memang, Nasdem telah menyatakan bahwa jika Anies terpilih sebagai presiden, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) itu bakal melanjutkan program-program Jokowi.
Elite partai Nasdem juga berulang kali menunjukkan keengganan dibentur-benturkan dengan Jokowi atau pemerintahan.
Namun, pemerintah paham betul bahwa manuver Nasdem untuk Pemilu 2024 mengusung semangat koalisi perubahan.
Baca Juga:
Koalisi Permanen Prabowo: Soliditas Kian Erat, NasDem Masih Pikir-pikir
"Publik tidak bisa menutup mata, poros koalisi perubahan itu konotasinya sesuatu yang berbeda dari Jokowi," kata Adi.
Bagi Nasdem, mendukung pencapresan Anies bukanlah dosa. Toh, Surya Paloh dan jajarannya berjanji memenuhi komitmen mereka untuk mendukung pemerintahan Jokowi hingga akhir 2024.
Namun, kata Adi, gelagat ketidaknyamanan Jokowi atas manuver Nasdem tak bisa ditutupi. Saat menghadiri acara hari ulang tahun (HUT) ke-58 Partai Golkar akhir Oktober lalu misalnya, Jokowi menyinggung soal jangan sembrono memilih capres.