Hasto mengatakan bahwa tragedi Kudatuli tidak akan pernah hilang dalam sejarah.
Peristiwa itu, kata Hasto, bermula dari adanya gerakan arus bawah melalui Kongres Luar Biasa (KLB) di Sukolilo tahun 1993.
Baca Juga:
Enggan Menanggapi Soal Pernyataan Jokowi, Puan: Harus Introspeksi Diri!
Kongres itu merupakan benih-benih yang mendorong penguasa untuk segala cara termasuk tindak kekerasan guna menghambat kepemimpinan Megawati Soekarnoputri. Puncaknya, kata Hasto, melalui peristiwa kudatuli.
"Kita lihat ketika sejarah konsolidasi politik dilakukan secara paksa melalui fusi partai politik saat itu didesain hanya menjadi aksesoris demokrasi," jelasnya.
Bentuk tim buka bukti otentik kasus kudatuli
Baca Juga:
Advokat Sesalkan Pernyataan Menteri Koordinator Bidang Hukum dan HAM, Prof Yusril: Indonesia Tidak Ada Pelanggaran HAM Berat?
PDI Perjuangan mengaku akan membentuk tim hukum untuk membuka kembali bukti otentik terkait kasus Kudatuli.
"Langkah pertama, kami akan bentuk tim lagi, untuk kemudian mengumpulkan seluruh data-data, termasuk dari mas Usman Hamid [Amnesty International Indonesia] tadi," kata Hasto.
Hasto juga menyebut PDIP meminta Komnas HAM untuk membentuk tim Ad Hoc penyelidikan penetapan HAM berat kasus Kudatuli. Untuk mendorong penetapan HAM berat itu, kata Hasto, PDIP juga bakal berkoordinasi dengan Kemenkopolhukam.