"Mereka dari oknum TNI ya, jadi permasalahan di jalan lah gitu kan sama Anggota Polri," kata Kismanto saat dikonfirmasi, Selasa (7/12).
Kismanto merinci kejadian pada Sabtu (4/12) lallu. Menurutnya, malam itu Tazkia bersama Tim Raimas melakukan patroli imbauan protokol kesehatan kepada masyarakat, mulai dari 19.00 Wib sampai 00.00 Wib malam.
Baca Juga:
Kapuspen TNI Bantah Perwiranya Jadi Beking Tersangka Perundungan Anak SMA di Surabaya
Saat berpatroli, Tim Raimas melihat ada keributan melibatkan sejumlah orang di jalanan. Tazkia bersama rekannya yang memakai seragam patroli, lengkap dengan body armor beserta helm masuk ke tengah-tengah keributan tersebut dengan maksud hendak melerai.
Imbauan dari personel raimas malah tak dihiraukan. Tazkia malah mendapatkan pukulan dari salah satu orang yang berada di kerumunan itu.
"Mungkin karena dianggapnya pakai baju polisi bagaimana, dipukuli (Tazkia) mungkin karena kondisi malam, sudah bilang saya polwan, tetapi tetap dipukuli," terang Eko.
Baca Juga:
Skandal Judi Online: 4.000 Prajurit TNI Kena Sanksi, Danpuspom Beri Peringatan Keras
Semula, Bripda Tazkia tidak mengetahui jika yang terlibat keributan adalah anggota TNI. Sebab tidak mengenakan seragam militer. Perihal TNI ribut dengan siapa, dia mengaku tidak tahu.
"Yang berkelahi (TNI) pakai baju preman, tapi enggak tahu kan siapa yang berkelahi awalnya. Ngakunya dari Batalyon Antang. Padahal udah ngomong saya Polwan (Tetapi tetap dipukul). Ya mungkin, enggak ngerti juga, mungkin terlanjur emosi ya bisa," sambungnya.
Menurut Eko, pemukulan itu menyebabkan Bripda Tazkia luka ringan memar pada bagian tangan dan kepala yang saat ini telah membaik.