Tujuannya,
agar perusahaan tetap bisa bertahan.
"Lima
tahun lalu bisnis mutiara kami mengalami kerugian dan mandek. Itu mungkin pasar
dunia demikian. Sewaktu itu kita berpikir diversifikasi. Karyawan itu ada 214
orang, daripada PHK 2014 orang, mending kita cari bidang lain," ujar
Hashim.
Baca Juga:
Mengerikan, Menteri Trenggono Ingatkan Semakin Banyak Orang Kurang Pangan di Dunia
Lobster
sendiri sebenarnya hanya salah satu lini bisnis yang dijalankan PT Bima Sakti
Mutiara, sehingga dirinya keberatan perusahaannya selalu dikaitkan dengan
polemik ekspor benih lobster.
"Kita
tak hanya budidaya lobster. Kami juga budidaya teripang, bisnis kepiting,
kerapu, dan berbagai macam ikan lainnya. Teripang untuk apa? Untuk (bahan)
obat-obatan, di luar negeri banyak yang perlu," kata Hashim.
"Kemudian
untuk kosmetik, makanan, dan sebagainya. Bukan hanya lobster, tapi budidaya
lain-lain juga kok. Seolah selalu izin ekspor lobster (yang digemborkan),"
tambah Hashim.
Baca Juga:
Menteri KKP Ungkap Maling Ikan di Laut RI: Rumah di PIK Punya 80 Kapal
Klarifikasi
Saraswati Djojohadikusumo
Saraswati
Djojohadikusumo, yang juga Wakil Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus
keponakan dari Prabowo Subianto ini, memastikan perusahaan keluarganya, PT Bima Sakti Mutiara,
yang mendapatkan izin ekspor benur, hingga saat ini belum melakukan kegiatan ekspor.