Merujuk buku Plan Bobcat, KSAU juga menggarisbawahi pentingnya persenjataan asimetrik matra udara dalam konteks perang berlarut yang tidak mudah terdeteksi, namun bisa membuat kerusakan.
Persenjataan ini, misalnya swarm killer drones, kamikaze killer drones, senjata anti-drone, dan senjata anti-pesawat yang portable.
Baca Juga:
Indonesia Diam-diam Latih Pilot TNI AU di China dan Hidupkan Lagi Su-35 Rusia
Selain itu, dengan karakter geografis Indonesia, TNI AU juga memerlukan sistem tangkal wilayah udara yang mengedepankan sensor strategis.
Sensor ini meliputi kemampuan citra satelit, pesawat nirawak, airborne early warning and control, dan radar pada aerost.
Di samping itu, TNI AU juga membutuhkan pesawat pencegat yang dilengkapi senjata beyond visual range.
Baca Juga:
Termasuk Israel, 7 Negara Ini Takut dengan Kekuatan Militer Indonesia
"Untuk mobilisasi udara, kita perlu ada helikopter dan pesawat angkut berat," katanya. [dhn]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.