WahanaNews.co | Belum lama ini, Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap lima tersangka teroris di wilayah Tangerang Selatan (Tangsel), pada Minggu 3 April 2022 lalu. Kelima tersangka teroris itu diduga merupakan jaringan dari NII.
Menanggapi pergerakan NII saat ini, Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengungkapkan bahwa ada pergeseran strategi pergerakan kelompok Negara Islam Indonesia (NII) yang awalnya penguasaan wilayah, kini pendekatan melalui hati dan pikiran.
Baca Juga:
KSP Kawal Kasus Pembakaran Rumah Wartawan Rico Pasaribu
"Sampai saat ini maka yang perlu kita pahami lebih jauh lagi tentang perjuangan NII adalah satu ada sebuah perubahan strategi dari pola gerakannya. Dulu strateginya mereka menguasai wilayah Kartosuwirjo Jawa Barat, Kahar Muzakar di Sulawesi Selatan karena strateginya penguasaan wilayah maka mudah dilumpuhkan, daerahnya mudah direbut, pengikutnya mudah diberesin," kata Moeldoko dalam keterangannya di Jakarta, kemarin.
"Itu sebuah pengalaman bagi mereka, maka sekarang gerakan yang mereka kembangkan adalah perebutan heart and mind ini jauh lebih dahsyat karena kalau pergerakan senjata dia mudah dikenali, pelakunya mudah ditangkap, dan mudah diselesaikan. Tapi begitu pergerakan itu melakukan pendekatan dengan perebutan hati dan pikiran melalui baiat melalui doktrin itu cukup sulit diatasi," imbuhnya.
Moeldoko menambahkan bahwa NII sebuah gerakan ideologis yang muncul mulai tahun 1947 di bawah pimpinan Kartosuwirjo dan lahir di Jawa Barat Tasikmalaya. Setelah itu berkembang lagi NII baru di luar Jawa.
Baca Juga:
Moeldoko Bantah Ada Arahan dari Istana Agar KPK Proses Hasto PDIP
"Di antaranya Kahar Muzakar ternyata NII ini tidak mati dalam melanjutkan garis perjuangannya selalu tumbuh hidup untuk mempertahankan tujuan ideologisnya yaitu menuju negara Islam Indonesia," ucapnya.
Moeldoko pun mengajak masyarakat waspada. Sebab, menurutnya kelompok NII sudah berada di tengah-tengah masyarakat bahkan mencoba masuk melalui Aparatur Sipil Negara (ASN) hingga aparat keamanan.
"Jangan salah itu (NII) sudah berada di tengah-tengah kita siapa yang menjadi unsur terpengaruh melalui ASN, melalui aparat keamanan, melalui mahasiswa, melalui berbagai institusi termasuk pengusaha. Dan lebih dahsyat lagi dia bergerak dengan cara menyembunyikan diri taqiyah dia kamuflase agar dia tidak dikenali dari awal sehingga dia memiliki keluluasaan untuk bergerak mempengaruhi orang lain. Hati-hati ada di tengah-tengah kita," tuturnya.