Dengan
cepat, dia diperhatikan oleh serikat pekerja International Brotherhood of Teamsters atau lebih dikenal dengan Teamsters.
Tak
cukup sampai di situ, Hoffa langsung dibawa serikat pekerja yang kecil namun
mulai berkembang pesat itu dan membawanya ke atas melalui jajarannya.
Baca Juga:
Operasi Seroja Timtim: Komandan Pasukan Gugur di Pelukan Prabowo
Setelah
Hoffa bergabung, Teamsters makin kuat
dan kerap mengorganisasi para sopir truk di seluruh negeri.
Melalui
aksi-aksi seperti pemogokan, boikot, dan beberapa metode protes yang kuat meski
kurang legal, Teamster memenangi
sejumlah tuntutan kontrak atas nama pekerja.
Hoffa
lantas menjadi Presiden Teamsters
pada 1957, ketika mantan pemimpinnya dijebloskan dipenjara karena
terlibat suap.
Baca Juga:
Saat Teroris Noordin M Top Tewas di Solo
Sebagai
pemimpin, Hoffa dipuji atas kerja tak kenal lelahnya untuk memperluas serikat
pekerja tersebut.
Dia
juga disanjung atas pengabdiannya yang tak pernah padam bahkan kepada anggota
organisasi yang paling lemah sekali pun.
Dedikasi
Hoffa kepada pekerja dan pidato publiknya yang menggetarkan membuatnya sangat
populer, baik di antara rekan-rekan sesama buruh maupun para politikus dan
pengusaha.