“Terus saya bilang ‘I don’t have money’. Orang tua saya di Medan. Saya juga di sini (Jakarta) pas-pasan. Terus dia bilang ‘kamu di sana bisa jadi teaching assistant’. Jadi kuliah sambil mengajar di sana. Terus saya bilang ‘wah berarti saya bisa hidup di sana’,” terang pria asal medan tersebut.
Dengan melihat peluang itu, Teruna mengirimkan surat pendaftaran ke University of Arizona. Berselang 5 bulan, dirinya mendapat surat balasan yang menyatakan bahwa dirinya diterima di fakultas kimia.
Baca Juga:
Arnod Sihite Dilantik Ketua Umum PTSBS Periode 2024-2029: Ini Daftar Lengkap Pengurusnya
Dengan mengantongi izin orang tua serta surat pernyataan dirinya diterima, Agustus 1982 Teruna terbang ke Arizona.
Teruna mengenang kembali masa-masanya setelah lulus SMA. Ia mengaku, saat itu masih bimbang untuk melanjutkan pendidikan di bidang apa. Terinspirasi dari ibunya yang seorang bidan, Teruna memutuskan untuk mengambil jurusan kedokteran.
“Jadi bapak saya tamatan STM dan ibu saya bidan. Ibu saya cukup terkenal dulu di Medan, karena dia sudah banyak sekali menolong kelahiran di sana selama hidupnya. Suatu saat ibu saya nanya ‘kamu mau bidang apa?’ Abang saya sudah di bidang elektronika dan saya anak paling kecil. Terus saya jawab ‘oh mungkin saya ikut ibu lah, di bidang Kesehatan.' Mau jadi dokter,” ujar pria kelahiran Desember 1957 itu.
Baca Juga:
Arnod Sihite Resmi Pimpin Parsadaan Toga Sihite Boru Sedunia, Fokus Lestarikan Budaya Batak pada Generasi Muda
Mengikuti jejak kakaknya yang sudah lebih dulu kuliah di UI, dirinya datang ke Jakarta untuk mengikuti ujian Skalu (sekarang SBMPTN).
Dirinya juga mengaku bahwa nilainya di pelajaran kimia saat SMA ‘jeblok’. Di biologi juga ia merasa kurang. Hal tersebut membuat dirinya berpikir keras saat hendak mengikuti ujian Skalu.
“Jadi waktu saya SMA, kimia saya jeblok. Hanya lulus pas-pasan lah. Saya saat itu mikir I'm not interested. Tapi juga di benak saya, saya pengen ke kedokteran karena ibu saya bidan kan. Jadi saya datang ke Jakarta. Lalu abang saya tanya ‘apa yang perlu kamu siapin untuk ujian?’ Terus saya mikir fisika saya bisa, nilainya bagus. Inggris juga bagus. Biologi kurang, saya engga jago menghafal. Terus kimia ini yang saya takut. Lalu abang saya bilang ‘oh saya punya kawan yang jago kimia. Akan ku kenalkan kau sama dia’ dia bilang,” kata Teruna.