WahanaNews.co | Bank Indonesia terus pertahankan era suku bunga murah di tengah tren kenaikan suku bunga global agar bank-bank sentral kendalikan lonjakan inflasi.
BI pertahankan bunga di level terendah sejarah selama 17 bulan berturut-turut sejak Februari 2021.
Baca Juga:
Bulan Ramadan, Bank Indonesia: Saldo Uang Layak Edar (ULE) di Kas Titipan Kota Sorong Saat Ini Sebesar Rp279 Miliar
Langkah BI memang berbeda dari banyak bank sentral global yang telah menaikkan suku bunga, termasuk The Federal Reserve.
BI tak tergerak meski The Fed diperkirakan kembali agresif menaikkan bunga pada pekan depan sebesar 75 bps.
Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, keputusan untuk mempertahankan suku bunga ini konsisten dengan perkiraan inflasi inti yang masih terjaga di tengah risiko dampak perlambatan ekonomi global terhadap perekonomian dalam negeri.
Baca Juga:
Survei BI Februari 2025: Keyakinan Konsumen Terhadap Ekonomi Tetap Kuat
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, inflasi inti pada Juni 2022 masih terjaga di level 2,63% secara tahunan meski inflasi secara umum telah melewati target BI yakni 4,35% secara tahunan.
"BI tetap akan terus mewaspadai risiko kenaikan inflasi dan inflasi inti ke depan, serta memperkuat respons bauran moneter yang diperlukan, baik melalui stabilitas nilai tukar, penguatan operasi moneter, dan suku bunga," kata Perry dalam konferensi pers, Kamis (21/7/2022).
Perry mengatakan, keputusan BI untuk mempertahankan suku bunga juga diambil untuk menjaga pemulihan ekonomi domestik di tengah ancaman perlambatan ekonomi global dan stagflasi di banyak negara.