Secara rinci, kesepakatan tersebut menyatakan Indonesia telah berkomitmen untuk melakukan perubahan demi energi bersih dengan nilai kerjasama US$10 miliar atau Rp155 triliun untuk pembiayaan sektor publik. Sementara, setengah nilai kerja sama sisanya digunakan untuk pendanaan swasta selama tiga hingga lima tahun.
Menurut nota kesepakatan, pembiayaan itu termasuk hibah, pinjaman lunak, pinjaman dengan suku bunga pasar, jaminan dan investasi swasta untuk Indonesia.
Baca Juga:
Usai KTT G20, Kendaraan Listrik yang Digunakan Mau Dikemanakan?
Di sisi lain, Presiden AS Joe Biden turut memuji kepemimpinan luar biasa Indonesia dalam memastikan kemitraan tersebut berjalan.
"Target baru dan percepatan yang dihasilkan menunjukkan negara dapat mengurangi emisi secara drastis dan meningkatkan energi terbarukan. Sembari memajukan komitmen untuk menciptakan pekerjaan berkualitas dan melindungi mata pencaharian masyarakat," kata Biden.
Janji donor yang diumumkan hari ini adalah bagian dari sejumlah proyek yang berada di bawah kemitraan infrastruktur untuk memberikan dukungan kepada negara-negara miskin dan berkembang.
Baca Juga:
Berikut 4 Fakta Kematian Anggota Polisi Pengaman G20 di Tangan PSK MiChat
Sementara itu, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan Indonesia berkomitmen pada ekonomi rendah karbon dan transisi energi menjadi kuncinya.
"Kami percaya bahwa kami tidak boleh mengorbankan pembangunan ekonomi kami. Tapi itu kita juga harus membangun ekonomi yang lebih berkelanjutan untuk generasi mendatang," jelas Luhut.
Ia mengatakan dengan transisi energi yang adil juga dapat menciptakan lapangan kerja hijau dan memberi manfaat bagi komunitas dan kelompok masyarakat yang terkena dampak secara langsung atau tidak langsung.