Menurutnya, pertumbuhan sebesar itu tidak mungkin dicapai tanpa sistem kelistrikan yang andal dan terintegrasi.
“Saat ini berbagai program yang kami kawal bersama dengan Kementerian ESDM meliputi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH), pembangunan PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) terpadu di desa dan sekolah di wilayah 3T terutama Maluku dan Papua, hingga percepatan pembangkit listrik tenaga sampah atau waste-to-energy. Seluruh inisiatif ini merupakan bagian dari komitmen menghadirkan energi berkeadilan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” ujarnya.
Baca Juga:
Listrik Bersih dari Tomohon: PLTP Lahendong Jadi Motor EBT Terbesar di Kawasan Timur Indonesia
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menambahkan bahwa keberhasilan transisi energi membutuhkan sinergi antara pemerintah, dunia usaha, hingga masyarakat.
Kolaborasi ini dinilai penting agar pemanfaatan energi terbarukan dapat berlangsung secara optimal dan berkelanjutan.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyampaikan dalam sambutannya bahwa keberhasilan transisi energi tidak mungkin dicapai sendiri, PLN membutuhkan kolaborasi lintas pemangku kepentingan seperti Pemerintah, swasta, dan masyarakat.
Baca Juga:
Dorong Transisi Energi, PLN Targetkan 52,9 GW EBT dan Integritas Pasar Karbon Berbasis Global
“Kami menyediakan energi yang terjangkau untuk menciptakan keberlanjutan jangka panjang, menghapus kemiskinan, menghilangkan kelaparan, memastikan kesejahteraan masyarakat, dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Namun, pada saat yang sama kami mengurangi emisi gas rumah kaca dan menjaga keberlanjutan lingkungan,” ujarnya.
Darmawan menjelaskan bahwa transisi energi bukan hanya pembangunan pembangkit ramah lingkungan, tetapi juga langkah strategis mengalihkan ketergantungan energi impor ke energi domestik.
Upaya ini sejalan dengan arah kebijakan Asta Cita yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.