Ia mencontohkan bahwa negara-negara seperti India, Vietnam, dan Korea Selatan yang memiliki lobi kuat di Washington DC pun gagal melakukan negosiasi sebelum kebijakan tarif ini diumumkan.
“Dalam kondisi ini, negosiasi bukan pilihan yang realistis bagi Indonesia, setidaknya dalam 1-2 tahun ke depan. AS sedang dalam mode bertahan, sementara kapasitas lobi Indonesia di Washington sangat terbatas,” paparnya.
Baca Juga:
Zohran Mamdani Dituding Komunis, Trump Ancam Bekukan Dana Kota
Sebagai langkah mitigasi, Wijayanto mengusulkan tujuh strategi yang perlu segera diambil pemerintah:
1. Memperkuat cadangan devisa untuk menghadapi kemungkinan perang mata uang yang berkepanjangan dengan segera menerapkan kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE).
2. Rekalibrasi APBN, dengan memangkas program boros anggaran dan mengalokasikan dana ke program yang berdampak langsung pada daya beli serta penciptaan lapangan kerja.
Baca Juga:
Ketegangan AS-Iran Kembali Membara Lewat 'Mulut Pedas' Trump
3. Pengetatan impor, baik legal maupun ilegal, untuk melindungi produsen dalam negeri dan meningkatkan pendapatan negara.
4. Penguatan sektor keuangan, khususnya perbankan dan pasar modal, agar mampu berfungsi sebagai penyangga ketidakpastian ekonomi global.
5. Kebijakan ekonomi yang jelas dan komprehensif, dengan narasi yang dapat memberikan kejelasan arah ekonomi nasional.