"Kami akan memastikan bahwa mereka mendapatkan bantuan yang dibutuhkan warganya dan mereka dapat terus membela diri," imbuh Biden.
Saat menyampaikan pidato di Gedung Putih, Biden juga mengatakan telah berbicara dengan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu soal dukungannya.
Baca Juga:
RI-AS Optimis untuk Kembangkan Kerja Sama Ekonomi dalam Pemerintahan Baru
Dalam kesempatan terpisah, Wakil Presiden AS Kamala Harris juga dilaporkan telah melakukan panggilan dengan Presiden Israel Isaac Herzog tak lama setelah perang dinyatakan.
Sementara itu, menurut laporan Alan Fisher dari Al Jazeera AS, Washington D.C setidaknya memberikan bantuan militer sebesar US$3 miliar atau sekitar Rp47 triliun setiap tahunnya kepada Israel.
Menurut Fisher, alokasi dana bantuan tersebut disuntikkan sebagai dukungan untuk sistem pertahanan Iron Dome, atau sistem intersep terhadap peluru dan roket yang ditembakkan ke arah Israel, "meski gagal secara mengejutkan pada Sabtu pagi," kata Fisher.
Baca Juga:
Donald Trump Tunjuk Elon Musk Pimpin Departemen Efisiensi Pemerintah di Kabinetnya
Terpisah, pada Minggu (8/10), Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken menyatakan kepada CNN bahwa salah satu motivasi serangan Hamas ke Israel adalah upaya mengganggu hubungan Israel dengan Arab Saudi.
"Tidak akan mengejutkan bahwa salah satu motivasi serangan Hamas adalah mengganggu upaya kedekatan Arab Saudi dan Israel, bersama dengan kemungkinan negara-negara lain yang juga bisa tertarik untuk menormalisasi hubungan dengan Israel," klaim Blinken, seperti diberitakan oleh CNN.
Namun menurut juru bicara Hamas Khaled Qadomi, serangan itu adalah respons terhadap semua kekejaman yang dihadapi warga Palestina selama beberapa dekade.