WahanaNews.co | Kejaksaan Chile membuka pengusutan terhadap Presiden Sebastian Pinera atas dugaan transaksi penjualan perusahaan pertambangan melalui perusahaan milik anak-anaknya, yang muncul dalam Pandora Papers.
Seperti dilansir Straits Times mengutip AFP, Jumat (8/10/2021) Jaksa Agung Chile, Jorge Abbott, membuka penyelidikan setelah Pandora Papers mengungkap penjualan perusahaan pertambangan Dominga oleh sebuah perusahaan "yang terkait dengan keluarga Presiden Pinera," kata Marta Herrera, kepala unit anti-korupsi di kantor kejaksaan Chile.
Baca Juga:
Ini Perbedaan Pandora Papers dengan Panama Papers
Pada Senin kemarin, (4/10/2021), Pinera mengatakan tidak ada konflik kepentingan dalam penjualan tahun 2010, yang terjadi pada masa jabatan sebelumnya.
Herrera mengatakan kantor kejaksaan mengambil keputusan untuk melakukan penyelidikan karena terdaat kemungkinan bahwa kesepakatan itu melibatkan "tindak penyuapan, kejahatan pajak, hal-hal yang pada akhirnya akan menjadi subjek penyelidikan."
Kasus ini akan dipimpin oleh jaksa penuntut umum di wilayah Valparaiso, di utara ibu kota Santiago.
Baca Juga:
Ini Beda Pandora Papers dengan Panama Papers
Herrera mengatakan tindak korupsi penyuapan beresiko hukuman penjara lima tahun.
Pandora Papers mengklaim sebagai investigasi terbesar dalam sejarah jurnalisme yang mengungkap sistem keuangan bayangan yang menguntungkan orang-orang paling kaya dan berkuasa di dunia.
Pandora Papers mengklaim sebagai investigasi terbesar dalam sejarah jurnalisme yang mengungkap sistem keuangan bayangan yang menguntungkan orang-orang paling kaya dan berkuasa di dunia.
Menurut investigasi oleh dua media lokal, CIPER dan LaBot yang merupakan bagian dari International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ) yang memproduksi Pandora Papers, Dominga dijual kepada pengusaha Carlos Alberto Delano, teman Pinera, senilai 152 juta dollar AS dalam kesepakatan yang dilakukan di Kepulauan Virgin Britania Raya.
Penyelidikan menemukan pembayaran itu dijadwalkan untuk tiga kali angsuran dengan klausul yang menyatakan, angsuran terakhir tergantung pada "tidak menetapkan kawasan perlindungan lingkungan di wilayah operasi perusahaan pertambangan, seperti yang dituntut oleh para pecinta lingkungan."
Menurut penyelidikan, pemerintah Pinera tidak membuat kawasan lindung di sekitar lokasi tambang yang bersangkutan. [dhn]