WahanaNews.co | Konsorsium Jurnalis Investigasi Internasional (ICIJ) merilis Pandora Papers yang mengungkap "tsunami" skandal pajak terbesar dunia dengan setidaknya 35 nama pemimpin negara terseret di dalamnya.
Investigasi yang melibatkan 600 jurnalis dari berbagai media itu dilakukan berdasarkan bocoran 11,9 juta dokumen dari 14 perusahaan jasa keuangan di seluruh dunia.
Baca Juga:
Ini Perbedaan Pandora Papers dengan Panama Papers
Laporan itu dirilis di situs resmi ICIJ pada Minggu (3/10/2021).
Setidaknya, 35 pemimpin dunia, baik yang masih menjabat maupun sudah pensiun, terseret dalam pusaran laporan tersebut, termasuk Raja Yordania, Abdullah II.
Berdasarkan laporan itu, Abdullah membentuk jaringan perusahaan di negara surga pajak untuk menimbun properti senilai US$ 100 juta dari Malibu, California, hingga Washington dan London.
Baca Juga:
Ini Beda Pandora Papers dengan Panama Papers
Kedutaan Besar Yordania di AS menolak memberikan komentar.
Namun, pengacara kerajaan mengatakan kepada BBC bahwa Abdullah membeli properti-properti itu dengan kekayaan pribadi.
Menurutnya, individu berpenghasilan tinggi biasa membeli properti melalui perusahaan di luar negeri demi privasi dan alasan keamanan.