Ia pun menambahkan bahwa mengekstrak sumber daya Afghanistan dinilai lebih mahal dibandingkan daerah lain.
Selain itu, Senior Associate Fellow di Royal United Services Institute Britania Raya Raffaello Pantucci mengungkapkan bahwa Taliban memiliki pengalaman yang sangat sedikit dalam proyek-proyek tertentu.
Baca Juga:
Taliban Persekusi Ratusan Perempuan Afghanistan
Pantucci turut menilai ketidakstabilan kondisi Afghanistan akan menjadi alasan lain sulitnya berinvestasi di Afghanistan kini.
"Investasi atau bantuan China untuk infrastruktur bisa masuk lebih banyak sekarang, namun tampaknya tidak mungkin mengingat kemungkinan berlanjutnya ketidakstabilan di Afghanistan dan fakta bahwa secara umum lembaga kebijakan China berada di bawah tekanan yang lebih besar untuk memastikan pengembalian investasi pada proyek mereka," ujar Pantucci.
Sementara itu, Pengamat Timur Tengah Universitas Internasional Shanghai Professor Fan Hongda turut memberikan alasan bahwa Afghanistan dinilai masih gagal dalam menciptakan stabilitas keamanan setelah pemerintah yang didukung AS sebelumnya. [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.