WahanaNews.co | Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengungkapkan keluh kesahnya saat berkesempatan berbicara di Sidang Umum PBB pada Sabtu (24/9/2022).
Dengan sengit, dia mengkritik negara-negara Barat atas perang Ukraina.
Baca Juga:
Kemendag Ajak Eksportir Melek Kebijakan Karbon di Negara Tujuan Ekspor
Lavrov mengatakan kepada PBB bahwa Amerika Serikat (AS) dan sekutunya berusaha untuk "menghancurkan" negaranya.
"Russophobia (sentimen anti-Rusia) pejabat di Barat belum pernah terjadi sebelumnya. Sekarang cakupannya tak masuk akal," kata Lavrov dalam pidato di Majelis Umum PBB yang berapi-api.
“Mereka tidak menyangkal dari menyatakan niat untuk menimbulkan bukan hanya kekalahan militer negara kami (Rusia), tetapi juga untuk menghancurkan dan mematahkan Rusia,” ucap dia.
Baca Juga:
Uni Eropa Berlakukan Tarif Tinggi Mobil Listrik Buatan China
Setelah berhari-hari para pemimpin Barat mengecam invasi Rusia ke Ukraina, Lavrov menggunakan kesempatan berbicara di mimbar Sidang Umum PBB untuk membalas tekanan terhadap Moskwa yang dipimpin oleh AS.
Amerika Serikat, katanya, sedang berusaha mengubah seluruh dunia menjadi halaman belakangnya sendiri.
"Menyatakan diri mereka menang dalam Perang Dingin, AS mendirikan diri mereka hampir menjadi utusan Tuhan di Bumi, beroperasi dengan impunitas sebagai penguasa dunia memproklamirkan diri," kata Lavrov, dikutip dari Kantor berita AFP.
Membela agenda referendum di Ukraina
Dalam kesempatan itu, Lavrov juga mendukung pelaksanaan referendum di bagian Ukraina yang diduduki Rusia yang telah dimulai pada hari Jumat (23/9/2022).
Dia menggambarkan pihak yang menginisiasi referendum sebagai orang yang sedang mengeklaim tanah tempat nenek moyang telah tinggal selama ratusan tahun.
"Barat sekarang sedang marah (pada referendum),” kata Lavrov.
Presiden AS Joe Biden dan para pemimpin Barat lainnya telah bersumpah untuk tidak pernah menerima hasil dari referendum "palsu" tersebut.
Mereka melihat agenda itu sebagai bagian dari upaya untuk mengubah perbatasan dengan paksa.
Sementara itu, dalam konferensi pers setelah menyampaikan pidato, Lavrov lebih lanjut mengejek Amerika dan Barat telah melakukan tanggapan "histeria" terhadap jajak pendapat di wilayah yang dikuasai Kremlin di Ukraina selatan dan timur, termasuk Donetsk dan Lugansk.
"Rusia, tentu saja, akan menghormati ekspresi kehendak orang-orang yang selama bertahun-tahun telah menderita akibat penyalahgunaan neo-Nazi," kata dia, mengulangi tuduhan Moskwa terhadap beberapa pejabat di pemerintahan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Lavrov juga mengecam Uni Eropa kini menjadi entitas yang otoriter, keras, dan diktator.
Rusia yelah menghadapi kecaman luas di Majelis Umum PBB pekan ini, terutama setelah Presiden Vladimir Putin mengeluarkan ancaman terselubung untuk menggunakan kekuatan nuklir terhadap setiap ancaman terhadap "integritas teritorial" Rusia. [qnt]