"Seberapa pun mereka bersikap, mereka telah diabaikan. Kita harus berubah sekarang. Pertama-tama kita harus menghentikan genosida Gaza. Umat manusia tidak boleh membiarkan genosida terjadi lagi, atau genosida Netanyahu atau sekutunya di Amerika Serikat dan Eropa, membiarkan mereka bebas," ujar Petro.
Petro mengungkapkan bahwa langkah ini kian rumit karena sekutu Israel, termasuk Inggris, Prancis, dan Amerika Serikat, justru mempersenjatai agresi Israel, sekaligus memegang hak veto di Dewan Keamanan PBB.
Baca Juga:
Dari AFP Hingga Times of Israel, Media Asing Soroti Solusi Perdamaian Prabowo di PBB
"Diplomasi telah mengakhiri perannya, Tuan-tuan, dalam kasus Gaza. Ia tidak mampu menyelesaikannya. Genosida harus dihentikan dengan apa yang mengikuti diplomasi, dengan suara Majelis Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan bukan dengan suara (veto) Dewan Keamanan, melainkan dengan Persatuan untuk Perdamaian Palestina, yang membentuk kekuatan bersenjata untuk membela kehidupan rakyat Palestina," papar Petro.
Ia menegaskan bahwa intervensi bersenjata internasional menjadi jalan untuk mengakhiri genosida Israel di Gaza.
"Kita membutuhkan pasukan yang kuat dari negara-negara yang tidak menerima genosida," ujar Petro.
Baca Juga:
Keputusan Bersejarah: Inggris Akui Kedaulatan Palestina di Tengah Krisis Gaza
"Itulah sebabnya saya mengundang negara-negara di dunia dan rakyatnya, lebih dari segalanya, sebagai bagian integral dari kemanusiaan, untuk menyatukan senjata dan pasukan," tegasnya.
"Kita harus membebaskan Palestina," imbuh Petro.
Ia bahkan mengajak pasukan Asia, bangsa Slavia yang pernah mengalahkan Hitler, dan pasukan Amerika Latin yang diwarisi semangat Simón Bolívar, untuk bersama-sama bergerak.