WAHANANEWS.CO, Jakarta - Amerika Serikat kembali diguncang gelombang protes besar-besaran dari warganya sendiri, menyusul keputusan kontroversial Presiden Donald Trump yang memerintahkan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran.
Keputusan yang dianggap gegabah dan penuh risiko ini memicu kecaman luas, termasuk dari masyarakat sipil, aktivis perdamaian, hingga diaspora Iran-Amerika.
Baca Juga:
Mahasiswa dan Pemuda Tapanuli Tengah Desak DPRD Percepat Penyelesaian Dugaan Korupsi
Pada Minggu (22/6/2025), aksi unjuk rasa antiperang berlangsung di sejumlah kota besar seperti New York City, Washington DC, dan lebih dari 15 kota lainnya di seluruh AS.
Di Times Square, sekitar 100 demonstran berkumpul membawa spanduk bertuliskan "Hentikan Perang terhadap Iran", "Jangan Ganggu Iran", dan pesan-pesan damai lainnya.
Aksi serupa juga digelar di depan Gedung Putih, sebagaimana terlihat dalam berbagai video yang beredar di media sosial.
Baca Juga:
Polisi Disandera Saat Demo May Day di Semarang, Ketegangan Pecah di Undip
Gerakan ini diorganisasi oleh kelompok ANSWER Coalition, yang mengecam keras serangan AS terhadap Iran. Dalam pernyataannya, mereka menyebut, “Pengeboman tanpa alasan terhadap fasilitas nuklir Iran oleh Trump jelas merupakan kejahatan perang.
Hal tersebut melanggar Piagam PBB, hukum internasional, dan Konstitusi AS. Serangan itu beresiko memicu perang regional atau bahkan global dengan korban massal, radiasi nuklir, dan konsekuensi yang menghancurkan.”
Koalisi ini juga menyoroti kebijakan domestik pemerintahan Trump yang dinilai lebih mementingkan agresi militer ketimbang kebutuhan rakyat.