Lithium
Baca Juga:
PLN dan Pemkot Operasikan SPKLU Khusus Angkot Berbasis Listrik di Kota Bogor
Baterai kendaraan listrik dapat
menggunakan lithium karbonat atau lithium hidroksida, tetapi industri biasanya
berbicara tentang lithium karbonat setara (LCE, lithium carbonate equivalent) yang mengandung keduanya.
Berdasarkan Benchmark Mineral Intelligence (BMI), dikutip dari Reuters, harga LCE di pasar spot telah naik di atas US$ 12.000 per
ton, atau setara Rp 172 juta (kurs Rp 14.300/US$), dua kali lipat dari
level yang terlihat pada November tahun lalu dan tertinggi sejak Januari 2019.
Level tersebut cukup tinggi untuk
mendorong investasi meningkatkan kapasitas, tetapi kontrak tahunan atau jangka
panjang yang ditandatangani pada kuartal terakhir tahun 2020 lalu, dengan harga
yang lebih rendah, menjadi penghalang.
Baca Juga:
PLN dan Kementerian ESDM Cek Kesiapan SPKLU di Banten untuk Kelancaran Layanan Arus Mudik
George Miller dari BMI memperkirakan, defisit LCE sebesar 25.000 ton tahun ini, dan memprediksi komoditas mineral ini akan mengalami defisit akut mulai tahun
2022.
"Kecuali kita melihat investasi
yang signifikan dan segera ke dalam deposit lithium besar yang layak secara
komersial, kekurangan ini akan meluas hingga akhir dekade ini," kata
Miller, dikutip Reuters, Jumat (2/7/2021).
Analis Roskill Information Services memperkirakan,
permintaan setara litium karbonat akan meningkat di atas 2 juta ton pada 2030,
meningkat lebih dari 4,5 kali lipat dari 2020.